Minggu, 23 November 2014

jika malam ini adalah malam yang bahagia
apakah aku masih bisa untuk menangis
jikalau malam ini adalah malam yang sedih
apakah aku masih bisa untuk tertawa

ketika kita terjatuh dibawah gravitasinya bumi
apakah kita masih bisa untuk menyombongkan diri
ketika kita sibuk dengan dunia kita
apakah kita masih bisa untuk melihat kedalam sana sekedar melihat dosa kita

ada seseorang yang berjalan di taman bunga, dan dia mencari cari bunga yang indah lalu seketika dia melihat bunga yang indah, dia lewatkan karena seseorang itu berfikir, karna masih ada bunga yang indah didepan sana, namun perkiraan seseorang tersebut itu salah, melainkan bungan yang dia lihat di awal perjalanan itu lah yang paling indah, namun ketika dia menghampiri bunga yang pertama kali dia temui, ternyata rasanya sudah berbeda, tak ada lagi rasa kepuasan dalam diri ketika menemukan hal yang baru dan masih pertama kali, karena hal yang sudah terjadi dan terulang rasanya akan beda dan tak sama seperti awal pertama kali melihat atau menemukannya. bukan hanya sekedar dari fisik, namun dari soal hati yang merasakan kenyamanan itu sendiri.

temuilah dan gapailah saat kau melihat kenyamanan yang pertama, jika kau melihat rasa nyamana itu dibagian nomor dua, maka kau telah menyia nyiakan sebuah kenyamanan yang membuat semuanya terasa lebih indah ~

Rabu, 12 November 2014

Deal With God

datang dan pergi. menemukan lalu menggantikan. sibuk berlalu lalang mecari celah untuk menemukan titik kebahagian. kebahagian yang mungkin dikirimkan oleh Tuhan melalui orang lain. orang-orang biasa menyebutnya dengan istilah soulmate. tentu kalian pernah merasakan itu bukan ? ketika kebagaian dapat dirasakan dari hal yang paling sederharna. bukan melalui kendaraan mewah atau berbagai tempat yang sering dikunjungi oleh para kaum sosialita. tak jarang hanya dengan perbincangan singkat disela-sela kesibukan. senda gurau dibalik penatnya akan rutinitas. kumpulan semangat yang tercurahkan untuk menggapai mimpi masing-masing. lalu, tanginga-tangisan kecil yang mengiringi keberatan hati untuk berdamai dengan ketusan Tuhan.

Ya, naasnya, bagaimana jika seseorang yang seringkali kita sebut sebagai belahan jiwa nyatanya bukanlah orang yang di takdirkan Tuhan untuk menemani sisa-sisa hidup kita? Tunggu dulu, bukanlah terlalu dini untuk menghakimi Tuhandengan segala rencanaNya menghadirkan ataupun meniadakan setiap orang dalam hidup kita ? kembali kepada kemampuan manusia yang terbatas. Keterbatasan itulah yang membuat manusia sibuk mencari tahu. Membaca pesan Tuhan dibalik setiap rencananya. Menerka takdir yang akan Tuhan tetapkan kepada setiap insan. Terlalu takut.Takut akan kenyatan yang tidak sesuai dengan apa yang kita impikan. Ketika kata iklas kembali diunggulkan dalam persoalan seperti ini.

Tanpa disadari setiap manusia pada dasarnya telah mendatangani berbagai kontrak dengan Tuhan, Kontrak yang menghubungkan kita dengan orang lain. Bahkan mempertemukan kita dengan individu-individu baru. Ketika satu kontrak telah di anggapNya selesai, maka seseorang wajib melanjutkan kontrak lainnya meskipun dengan individu yang berbeda, Logikanya, bumi itu bundar. ketika dua orang memustuskan untuk saling menyerah. Fokus pada jalannya masing-masing. Berusaha memantaskan satu sama lain. selama mempercayai ketetapan Tuhan maka hilangkanlah segala ketakutan. Ibarat punggung dengan punggung saling bertabrakan lalu dipertemukan Tuhan di titik koordinat yang sama. Meskipun harus diselingi oleh luasnya ruang dan panjangnya waktu